Latest News

Suku sakai suku mamak yang hilang - WATTABAMBA CF



Boy Paskand Bagindo-2016.

Apabila 'Mandahiling' Yang sering di sebut sebagai suku mandeh nan hilang, lain lagi dengan suku sakai dan kubu yang di katakan oleh sebagian orang minang sebagai suku 'mamak yang hilang'.

Seringkali terjadi perdebatan diantara pakar sejarah dan masyarakat awam tentang asal dan usul suku kelompok yang saat ini menyebar di di pedalaman riau daratan dan sebagian kecil wilayah jambi ini.

Para penulis di berbagai media saling tolak belakang dengan menelusuri sumber yang tentunya berbeda juga. ada yang mengatakan, ' suku sakai adalah termasuk kategori suku melayu tua yang lebih dulu sebelum lahirnya suku melayu muda, termasuk minangkabau. namun, sebagian masyarakat minang ada yang mengatakan, sakai dan suku kubu jambi adalah suku 'mamak yang hilang'  di zaman pemerintahan awal kerajaan pagaruyung, hal ini juga di akui oleh sebagian orang2 sakai, mereka memebenarkan kalau asal mereka adalah dari kerajaan pagaruyung, minangkabau. (wikipedia). Namun yang menjadi perdebatan adalah, tahun berapa kejadiannya?.

Suku sakai ini sangat menarik untuk di perbincangkan, walaupun mereka hidup di pedalaman namun dikarenakan kehidupan mereka yang sering berpindah-pindah atau nomoden, suku sakai  ini banyak menyebar sampai kekepulauan kalimantan. dengan menyusuri laut dan sungai2.

Andapun pasti sudah mengetahui lewat berbagai media2 dan catatan sejarah yang di bukukan, kalau keturunan kerajaan sultan brunai darulsallam adalah suku sakai. raja pertama brunai yang muslim adalah 'awang alak betatar' yang di yakini punya garis keturunan suku sakai, setelah ia masuk islam bergelar 'sultan muhammad syah' (k.1363-1402). ia lah yang pertama menjalankan pemerintahan di brunai dengan undang2 syariat islam.

Pada tahun 1980 an, 'hassanal bolkiah' menghadiri peresmian replika 'istana pagaruyung', pada kesempatan itu beliau juga pernah mengeluarkan ucapan 'kalau leluhurnya juga berasal dari pagaruyung minangkabau.(lihat; wikipedia; 'kesultanan brunai darullsallam..).


Pernyataan 'hassanal bolkiah' tersebut semakin memperkuat fakta kalau suku keluarga kesultanan brunai yang menurut sejarah adalah keturunan suku sakai itu, punya leluhur dari pagaruyung minangkabau. hal itu sejalan dengan pendapat sebagian masyarakat, khususnya minangkabau yang menyebutnya sebagai 'suku mamak yang hilang' dalam pelarian.

Boy Paskand Bagindo
Ada sebagian masyarakat yang sempat penulis tanya langsung 'kapan dan apa penyebab kira2 suku ini ber imigrasi kepedalaman?, tapi jawaban yang di dapat tak sama, bermacam ragam. ada yang bilang di zaman PRRI, ada yang bilang ketika perang paderi pecah di sumatera barat, dan ada pula pendapat yang menurut penulis bisa di ketegorikan 'masuk akal', yaitu di zaman islam awal masuk ke ranah minang. konon setelah terjadinya sumpah sati bukit marapalam yang berisi antara persetujuan syekh burhanudin dan pihak kerajaan pagaruyung menjadikan islam sebagai agama resmi pemerintahan dan disatukan dengan adat-istiadat minangkabau.

Mereka yang tak mau melepaskan kepercayaan agama mereka menyingkirkan diri ke pedalaman riau dan jambi, mungkin sebab itulah orang2 suku sakai hingga saat ini masih banyak mempertahankan tradisi mereka. menurut wikipedia, orang suku sakai adalah pemeluk kepercayaan animisme yang taat dengan mempercayai makhluk2 ghaib dan 'antu-antu'. walaupun sebagian keceil dari mereka sudah memeluk agama islam dan kristen, tetap saja kebiasaan adat spritual mereka berbau 'magis'.

Pernyataan terakhir itu secara logika bisa jadi, kenapa?.. apabila ada yang mengatakan imigrasi suku sakai ini terjadi di zaman PRRI pasti orang2 sakai sudah banyak yang memeluk islam, tapi menurut beberapa sumber suku sakai baru-baru ini lah ada yang muslim. bagaimana pula jika terjadi di zaman perang paderi?, jawabannya sama dengan yang diatas, sebab ketika perang paderi pecah, masyarakat minang sudah memeluk agama islam secara massa dengan tarekat syatariah yang dibawa syekh burhanudin ulakan, jauh hari sebelum pasukan paderi dengan paham wahabi muncul.

 Namun Menurut sebahagian ahli sejarah yang penulis telusuri di berbagai buku, terjadinya imigrasi orang minang kepedalaman yang di sebut suku sakai ini, terjadi ketika zaman awal2 kerajaan pagaruyung. saat itu kota kerajaan sudah sangat padat, maka diadakanlah perpindahan (imigrasi). orang2 yang akan dipindahkan ini dibagi2 beberapa kelompok yang dipimpin oleh para datuk2 sebagai kepala rombongan. tempat tujuan pindah merekapun di bagi keberbagai daerah dan wilayah. imigrasi ini di minangkabau sebagai 'merantau', atau mencari daerah rantau.
Golongon kelompok suku sakai ini ber imigrasi ke kawasan rimba belantara sebelah timur pagaruyung, sekitar 190 orang. rombongan tersebut sampai  di pinggir sungai mandau. disanalah mereka menetap, karena sungai tersebut di penuhi ikan dan dianggap cocok untuk bermukim dan hidup. (dedi_cheiriz.blogspot).

Setelah suku ini menetap disana tak pernah lagi mengasih kabar atau mengutus suruhan untuk menemui kejaraan pagarruyung seperti kelompok2 yang imigrasi kedaerah rantau yang lain, karna itulah  dikatakan mereka adalah 'suku mamak yang hilang'. tapi kenapa bahasa yang di pakai suku sakai tak sama dengan bahasa minang yang umum di gunakan oleh orang2 keturunan minangkabau?, inilah yang jadi pertanyaan 'fenomenal' yang masih tak terjawab sampai saat ini oleh para ahli sejarah.

Masih banyak sekali suku2 pedalaman lain yang di indifikasi sebagai suku yang berasal dari keturunan minangkabau selain suku sakai seperti suku talang mamak, yang tentunya masih di perlukannya sumber2 dan pembuktian yang detil, hal itulah yang saat ini masih di telusuri oleh pakar2 sejarah nasional maupun internasional.

SUMBER REFERENSI/RUJUKAN: 
___________________
Dedi_cheiriz.blogspot
______________________
 Wikipedia.
______________________
Kompas.co.id
_____________
Liputan 6. Com.
______________________
Dan berbagai sumber.
Foto: Net
_________________________

CARI POSTINGAN SESUAI LABEL:










>

SAKATO NET Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.